Daniel Adriano Saba segera ambil Walkman dari tasnya. Dia tiba-tiba temukan melodi bagus saat berdendang random dalam taksi. Saat itu, ia setia bawa dua Walkman kemanapun. Satu untuk dengar musik, satu untuk merekam gagasan lagu. Rutinitas ini dibuatnya karena boyband yang dia turut dirikan sedang menyiapkan album ke-2 . Tuntutan cap rekaman baru minta setiap personil menyumbangkan lagu ciptaan. Tidak ingin kehilangan peristiwa, Denny, nama lainnya, membuat kondisi supaya tiap ide yang menyapanya tanpa izin dapat selekasnya abadi terdokumentasi.
Menurut Tubidy Sangat victory terjal, kemenangan tiba ke mereka yang siap-siap. Gagasan yang tiba di taksi itu dia perlakukan seperti beberapa ide lain: disimpan di alat rekam untuk kelak didatangi kembali. Denny tidak memikirkan sedikitpun jika peristiwa sore itu ialah cikal akan salah satunya kreasi terkenal paling besar selama hidup.
“Karena dikejar serahkan lagu, saya dengarkan kembali isi kaset khusus rekaman gagasan tersebut. Saya nyantol langsung ke melodi verse dan reff [yang saya ciptakan] sore itu di taksi. Terus saya memikirkan ini liriknya apa ya. Lucunya, jika saya membuat lirik itu kan umumnya lama begitu, ya. Lagu ini tidak [lama]. Bisa langsung lirik reff inikah namanya cinta/ oh inikah cinta/ cinta pada temu pertama,” ingat Denny ke VICE.
Terbentuknya lirik untuk verse ngalir begitu saja. Sisi saat kujumpa dianya / pada sebuah situasi disebutkan Denny langsung datang. Keterangan mengenai kenapa pembikinan satu lagu dapat sekian tahun, sementar lagu yang bisa kalian download dari https://tubidy.web.za lain dapat cuma sepuluh menit seringkali dirasakan sebagian besar pembuat lagu. Denny, seperti penulis lagu lain, juga tidak dapat menerangkan peristiwa ini selainnya dengan panggilan terlibat Tuhan. Lagu paling besar yang ia bikin ialah kreasi paling cepatnya.
Demikian lirik dan melodi telah kompak, dia membawa lagu itu ke hadapan boyband-nya, eMbung Eleh alias M.E. Dengan modal genjrengan gitar, aransemen vocal dibikin. Pola lagu simpel verse 1 – reff 1 – verse 2 – reff 2 usai. Pada satu peristiwa latihan, personil lain sebelumnya sempat memandang lagu terlalu simpel. Gagasan modulasi dicetuskan. Modulasi ialah penggantian tangga suara pada sebuah lagu yang umumnya mempunyai tujuan menambahkan peristiwa klimaks. Denny menampik, dia memandang lagu ini semestinya sederhana, tidak harus kosmetik kembali.
Pop Indonesia Bermainstream Awalnya 2000-an
Materi album diperdengarkan ke almarhum Itje Komar, produser eksekutif album ke-2 M.E dari cap Ariola Records yang ibu dari Amaranggana dari trio vocal Lingua (“Jika Ku Ingat”, 1996). Ariola waktu itu masih jadi sub-label Bertelsmann Music Grup (BMG) saat sebelum nantinya menjadi anak perusahaan Sony Music Pertunjukan. Usai presentasi, hati Itje terpaut pada “Inikah Cinta”. Iwang Noorsaid (God Bless, Iwan Fals) selekasnya diplot menjadi produser musik. Melalui 1x koreksi, materi yang diproduseri Iwang berasa memberikan kepuasan.
Itje selanjutnya memperdengarkan lagu ke sejumlah jaringan, satu diantaranya ke group musik Kahitna. Jalinan baik di antara ke-2 nya bisa ditebak karena Yovie Widianto, pendiri Kahitna, ialah pembuat lagu “Jika Ku Ingat”. Sementara, Carlo Saba, penyanyi Kahitna, ialah kakak kandungan Denny.
Tetapi, dibalik keterikatan di antara M.E dan Kahitna itu, malah komentar Dody Isnaini, pangkalan Kahitna, lah yang paling memengaruhi arah aransemen lagu, “Ia [Dody] ngomong ke Mami [Itje] ‘coba bilangin ke Denny, membuat bridge-nya. Jika ditambahkan bridge tentu lebih bagus’,” sebut Denny tirukan pembicaraan.
Dengar anjuran itu, Denny luluh. Karena itu terbentuklah sisi iconic kangen berasa/di saat hati ini ingin temu/ingin selalu bersama/bersama dalam semua situasi. Demikian bridge usai dibikin, susunan lagu berbeda. Peralihan ini menuntut gagasan kosmetik yang awalnya tertolak untuk datang, untuk membuat lagu capai kekuatan optimal. “Inikah Cinta” bukan hanya dikasih satu, tetapi 2x modulasi pada reff paling akhir.
Bekasnya ialah sejarah. Melalui lagu ini, M.E menyikat penghargaan Karunia Musik Indonesia (AMI) Awards 1998 dalam kelompok group vocal terbaik jenis Rhythm and Blues (R&B), sedangkan Denny berjaya di jenis sama di kelompok Pembuat Lagu Terbaik.
Dengar narasi sukses Denny dan M.E melalui “Inikah Cinta”, tidak salah jika pembaca berpikir jika resep membuat lagu superhit ialah kerja sama serasi di antara cap, produser, pembuat lagu, vokalis, dan jaringan musikus.
Tetapi, saya percaya Jalu Hikmat Triadi cuma akan ketawa dengar anggapan jenis tersebut.
Silahkan beralih ke 2008.
Melalui moniker sind3ntosca (dengan huruf ‘s’ kecil dan angka ‘3′ gantikan huruf ‘e’), Jalu sukses mendominasi tangga lagu radio Jakarta dengan modal singgel “Kepompong”. Peristiwa tinggal landas ini dirayakan Jalu dengan gembira. Pada akhirnya, kreasi musikus asal Bandung itu menyebar keluar kota aslinya, buah hasil belajar bermusik semenjak satu dasawarsa awalnya siap diambil. Radio Prambors mendapuknya di rangking satu chart NuBuzz sepanjang 3 bulan beruntun. Dapat disebut, sind3ntosca ialah aktris besar seterusnya di Tanah Air.
“Saya punyai ponakan cewek namanya Ree. Ia drummer di sind3ntosca. Lagu ‘Kepompong’ ini idenya dari peristiwa kami ribut, musuhan, tetapi semakin lama rindu kembali, baikan, mawas diri dan mengharap menjadi lebih bagus. Karena itu, saya analogikan seperti ulat yang membuat gatel berproses lewat kepompong menjadi kupu-kupu yang cantik,” narasi Jalu saat dikontak VICE.
Jalu ialah musikus “se-indie-nya indie”. “Kepompong” berawal dari genjrengan gitar simpel dan vocal tanpa lirik yang dibikinnya pada 2001. Gagasan itu selanjutnya diubah-ubah di piranti lunak Cakewalk Pro Audio 9 saat sebelum dipindahkan ke Fruity Loops. Jalu mencipta notasi gitar, skema drum, dan jalur bas seorang diri, lalu memainkan sendiri juga memakai MIDI controller. “Semua di kamarku dengan alat seadanya. Dahulu boro-boro punyai uang buat membeli alat bagus,” ingat Jalu sekalian terkekeh.
Bersama Danto Sisir Tanah, Mengulas Sepakat Pasar dan Strategi Menjaga Keinginan
Keberhasilan “Kepompong” di radio membuat sind3ntosca dapat penawaran masuk album gabungan bersama musisi-musisi mandiri lain oleh sebuah cap rekaman di Jakarta. Kata Jalu, dia setuju karena cap menjelaskan aransemen “Kepompong” tidak diganti hingga tidak harus direkam ulangi. Jalu mengeklaim labelnya memungkiri janji.
“Saya [tiba-tiba] diminta take vocal ‘Kepompong’ ke Jakarta agar lebih baik ucapnya. Saya sepakat saja karena tujuannya oke. Tetapi sesampainya di studio, saya disodorin aransemen ‘Kepompong’ yang baru. Terkejut lah. Di sana saya tersinggung dan kecewa,” katanya. “Mereka tiba-tiba membuat aransemen baru dan saya perlu menyanyi waktu itu . Minimal meminta ijin dahulu lah sama dengan yang punyai lagu, sukur-sukur jika ngajak aransemen bersama-sama.”
Karena telah terlanjur ke Jakarta, ditambahkan rasa ingin tahunya sebagai musikus mandiri untuk bekerja bersama sama orang lain, dia terima tindakan cap dengan 1 persyaratan: cap melangsungkan laga “Kepompong” versus asli dengan versus cap pada sebuah fragmen radio, lalu pendengar disuruh voting untuk tentukan lebih sukai yang mana. Cap sepakat.